- Back to Home »
- MUBES Pilih Presiden Baru
Posted by : Unknown
Senin, 19 Mei 2014
Malang
- Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’had Aly (STAIMA) Al-Hikam Malang
melaksanakan musyawarah tertinggi yaitu musyawarah besar (MUBES) IX. Acara yang
dilaksanakan di Gedung Induk Lantai 3 Pesma Al-Hikam pada Jumat (16/05) malam,
ini dihadiri oleh Moch. Nurcholiq sebagai perwakilan dari pihak STAIMA
Al-Hikam, Kepala Pesantren Mahasiswa Al-Hikam yakni Hilman Wadjdi, Rodhi
Zamzami sebagai perwakilan asatidz Pesma Al-Hikam dan seluruh mahasiswa STAIMA
Al-Hikam.
Setelah
pembacaan ayat suci al-quran dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara
berlanjut dengan sambutan oleh perwakilan dari manajemen STAIMA Al-Hikam, M.
Nurcholiq sebagai Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam STAIMA Al-Hikam. Ia berharap
pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAIMA Al-Hikam terus mempertahankan
dan mengembangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran,
penelitian dan pengembangan, dan pengabdian kemasyarakatan. “Apalagi kegiatan
yang berfokus keilmiahan, BEM harus terus menjaganya,” ujar dosen STAIMA
Al-Hikam itu.
Selain
itu, Hilman Wadjdi juga memberikan pesan-pesan kepada BEM selanjutnya, sebelum
memimpin doa penutup. Ia berpesan agar mahasiswa STAIMA Al-Hikam dapat menjaga
ciri khas mahasiswa STAIMA Al-Hikam. “Kembangkan terus kajian hadits, kajian
ilmiah, penelitian,” pesan Kepala Pesma Al-Hikam tersebut. Ia juga mengingatkan
agar mahasiswa STAIMA Al-Hikam terus mengoptimalisasi fasilitas kampus, seperti
perpustakaan. “Disinilah peran BEM sebagai pioner untuk mengembangkan minat
membaca mahasiswa Ma’had Aly,” ungkap dosen Bahasa Inggris STAIMA Al-Hikam itu.
Tim Formatur Terpilih
Dalam
MUBES BEM IX ini berlangsung dua malam yaitu pada Jum’at dan Sabtu (16-17/05)
malam. Pada malam pertama, membahas tentang tata tertib persidangan dan laporan
pertanggungjawaban (LPJ) pengurus BEM Visioner. Pada sesi LPJ pengurus BEM,
mahasiswa STAIMA sebagai anggota BEM mengkritisi beberapa progam kerja yang
tidak terealisasi. Semisal, Zainullah mempertanyakan progam Studi Banding yang
tidak terlaksana. Dalam hal ini, Makhrus Sholeh sebagai pengurus departemen
Keorganisasian BEM menanggapi bahwa alasan tidak terealisasinya progam itu
adalah dari objek yang akan dikunjungi tidak bisa menerima kunjungan karena
waktu yang tidak tepat.
Berbeda
dengan Shalihan, mahasiswa semester 8 STAIMA Al-Hikam, ia mengkritisi alasan beberapa
progam kurang berjalan maksimal. Ia menyebut bahwa banyak alasan kurang
kordinasi antar pengurus maupun antar pengurus organisasi lainnya. Shalihan
menanyakan sebenarnya apakah pengurus BEM ini masih solid sampai akhir masa. Disini,
M. Aqib menanggapi bahwa selama ini pengurus BEM baik-baik saja. Hal yang
menjadi kendala dalam kurangnya kordinasi adalah hanya pada kesalahfahaman
dalam memahami progam kerja. Menurutnya, secara umum hal itu pun langsung
diantisipasi. Pada akhirnya, mahasiswa Ma’had Aly- sebutan STAIMA Al-Hikam-
menerima dengan syarat laporan pertanggungjawaban pengurus BEM Visioner periode
2013/2014.
Berlanjut
pada malam kedua, membahas Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) BEM
STAIMA Al-Hikam. Pada sesi ini mahasiswa Ma’had Aly hanya menyepakati hal-hal
yang substansial. Jika ada poin-poin yang kurang relevan dengan kondisi
mahasiswa saat ini, maka poin itu diganti redaksionalnya bahkan juga dibuang. Hal
ini terlihat dari poin susunan kepengurusan BEM STAIMA yang tidak mencamtumkan
secara jelas apa saja departemen yang ada di kepengurusan BEM STAIMA. Dalam hal
ini, salah seorang mahasiswa berinisial S –tidak ingin disebutkan namanya-
mengusulkan agar ada ketetapan departemen yang dibawah kepengurusan BEM. Jika hal
ini disepakati, menurutnya, maka akan ada efisiensi waktu membahas sidang komisi.
Akhirnya, departemen kajian ilmiah, kitab, bahasa, keorganisasian, dan sosial budaya
mendapat ketentuan mutlak di ART BEM STAIMA Al-Hikam.
Sidang
berlanjut pada tahap sidang komisi. Sidang komisi kali ini membahas progam
kerja secara umum dibagi menjadi dua yakni jangka pendek dan jangka panjang. Progam
garis besar ini pada dasarnya sama dengana tahun lalu, namun ada beberapa
penambahan yaitu adanya pembentukan lembaga pers mahasiswa (LPM) BEM. Hal ini
didasari masih rendahnya minat membaca dan menulis mahasiswa STAIMA Al-Hikam. “Dengan
adanya LPM, diharapkan kegiatan ilmiah mahasiswa dapat berkembang dan
terdokumentasi dengan baik,” ujar Aminullah, pemimpin sidang komisi.
Dalam
sesi terakhir, pemilihan presiden BEM pun berlangsung. Pemilihan ini berjalan
dengan lancar dan penuh antusias dari seluruh peserta sidang. Dan pada
akhirnya, terpilih nominasi calon presiden BEM yaitu Nanang Wahyudi, Saddam
Kamil, Hadi M. Hasyim dan Anis Jamil Mahdi. Nanang Wahyudi, calon yang memiliki
suara terbanyak menyatakan kesediannya menjadi presiden BEM. “Jika kalian siap,
maka saya siap memimpin BEM satu periode,” ujar Nanang.
Namun
berbeda dengan Hadi, meskipun ia mendapat suara terbanyak kedua, ia memilih
tidak bersedia karena alasan masih kurangnya pengalaman dalam berorganisasi. Alasannya
pun diterima oleh peserta sidang. Lanjut pada Saddam Kamil, ia menyatakan
kesediannya menjadi wakil presiden dari Nanang Wahyudi. Presidium I Sidang
MUBES, Nadjib Quroisin, membacakan surat keputusan terpilihnya Nanang Wahyudi
dan Saddam Kamil sebagai presiden dan wakil presiden, diakhiri dengan mushafahah
seluruh peserta sidang memberikan selamat kepada tim formatur yang terpilih.(zul)